Jumat, 21 Januari 2011

Catatan Pria Kampus


“Catatan pria kampus”

Kami persembahkan buku ini untuk :

Semoga persembahan yang kami sajikan dapat bermanfaat

Dan memperkuat pertautan tali

Persaudaraan kita

Semoga allah swt menaungi

Kebersamaan kita dalam rahmat dan

Hidayah-nya.

Amin yarobbal’ alamiin

………………………………, ……………………………..

Hormat kami,

……………………

Kodrat Kehidupan

Manusia adalah segerombol umat yang mengabdi kepada tuhanya, tak lebih mereka adalah manusia yang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Akan tetapi kelebihan lebih diterima dari pada kekurangan mereka sendiri. Memang kekurangan itu bisa mendidik manusia, agar mau berusaha dan berjuang untuk memperbaiki diri. Tetapi kenapa kelebihan selalu ditonjolkan, sedangkan kekurangan selalu disembunyikan. Selalu disisihkan, tersiksa, merasa dijauhi. Sebelum dikucilkan oleh kelebihan maka kekurangan harus mengalah dan menjauhi semua yang ada didekatnya untuk sementara. Agar tidak membawa kesengsaraan bagi yang lainya. selanjutnya kembali dengan sinar yang begitu megah, berkilau hingga mencapai hati dan senyuman yang begitu hangat.

Kadang manusia selalu mengunjinggi setiap makhluk lain yang tak disukainya, itu termasuk salah satu kekurangan dari manusia akan tetapi manusia itu sendiri tidak bercermin kedunia luas, menganggap satu sorotan adalah celah mimik bibir untuk dipandang lebih indah dimata sesamanya. Padahal dunia ini bagaikan spektrum (bias warna), yang bemacam-macam bentuknya. Rangkaiyan pori-pori pipi membesar mengglunjak, seakan dunia ini penuh dengan cermin pembesar yang menyoroti diri masing-masing induvidu. Melakoni bermacam-macam hal yang membuat darah menjadi spektrum bakteri, merusak sel-sel otak kanan dan kiri manusia. Tak berarti sebuah kegagalan, kericuhan, kebimbangan, kesenyapan, menjadi akhir dari seiap perjuangan manusia. Ada saatnya kita bertahta dan ada saatnya kita menjadi pengemis di selokkan-selokan tak bertuan. Kesalahan yang dibuat manusia bagaikan pasir yang terdampar ditepi pantai, merobokan dinding batu yang sangat keras. Memperkenalkan tingkah laku dan sifat yang bermacam-macam, karakter dan suara terubah-ubah serta langkah berpacu kepad empat penjuru dunia. Pada saatnya dunia ini akan memanggil dengan caranya sendiri tentunya didukung oleh penciptanya. Saat hati diatas puncaknya, bersorak dengan lantang mempertaruhkan harga diri.

Merebahkan diri bukan berarti tertidur, duduk termenung sendiri dengan tatapan kosong, bukan berarti melamun. Semua itu dilakukan untuk menenangkan diri dan memikirkan pemecahan masalah dengan logis serta akurat. Walau hari-hari seperti tertusuk duri tapi itulah jalan hidupku. Bagaimana bertahan didalam semak belukar, dengan tanah yang subur. Memejamkan mata sejenak dan membukanya lagi dengan perlahan, akan terlihat kehidupan baru, bersinar dengan megahnya.

Berdiri Diatas Gerbang Penderitaan

Cerahnya pagi ini tapi tak sesejuk yang aku kira, tak sesegar yang ku bayangkan?. Senyuman seorang anak dan keharmonisan keluarga yang bahagia, membuat pagi ini cerah menyegarkan hati. Walau tak seindah senyuman sang mentari.

Memulai hidup dengan menyambut hangatnya sinar mentari pagi ini, huuuff…. Terasa menyegarkan memulai semua ini dengan senyum. seperti biasanya, Selalu merasa kurang dan selalu merasa kebingungan.

Aku perlahan menjauh dari indahnya sinar pagi hari, karena sebentar lagi panasnya “bronkus”( cabang batang tenggorokan yang menuju ke paru-paru ) akan membakar kulitku. Menepi di sebuah sudut perlahan berfikir, dengan menyandarkan bahu ketembok (dinding yang terbuat dari komponen semen dan pasir), menekuk serta menyilangkan kaki. Pandangan tajam keatas, seakan-akan menirukan gaya yang paling keren dan sok ganteng. Lantas melontarkan kata-kata dengan pelan seperti berbisik pekat, mengglondong disetiap butiran imajinasi, apa yang aku bingungkan ? terus apa yang membuatku bingung !!! tangan memegang dagu dengan paras muka yang agak sedikit aneh dan membingungkan. Entah terlalu banyak beban atau terlalu memikirkan hal yang belum saatnya kupikirkan, huft…sebenarnya yang kuinginkan adalah sesuatu hal yang membuat diriku lebih baik dari hari-hari sebelumya. Hah….menghela nafas dengan beban yang bertumpuk. Setiap harinya aku merasa gelisah tak tentu arah, otakku serasa berhamburan, berserakan dimana-mana.

Semuanya itu berawal dari diriku sendiri dengan rasa ingin tahu yang besar. Terus mencari dan mencari, akhirnya bertemu dengan satu hal yang membuat diriku semakin terpuruk, terpojok tidak bisa terima semua itu, tapi nyata dan fakta. Tak bisa mengelak ataupun menangkis. Bagaikan serangan telak yang merubah mental dan sikap berpengaruh kepada jiwa yang efeknya sangat buruk. Saat itu fikiran ku bleng….. mulai dengan keanehan yang muncul dengan perlahan, aku juga binggung kenapa bisa seperti itu. Aku berfikir bagai mana kekurangan ku ini bisa dijadikan kelebihan. Dalam hati berkata “aku akan menggoreskan penaku diatas kertas berwarna dan aku akan menjadi dabir disetiap hembusan ekuator (khatulistiwa), suatu saat akan bermanfaat dan dikenang…!!!

Anak Pemberi Nomor Togel

Pada tanggal 06, Agustus 1987 aku dilahirkan kedunia fana ini, oleh sepasang suami istri yang bernama Abbas Abdul Gani (ALM ) sebagai suami, Minah Bakin Sebagai istri. Abbas adalah seorang pria tampan yang bertanggung jawab kepada keluarganya, mempunyai sifat yang sabar, rajin, dan ulet dalam setiap pekerjaannya. Abbas adalah seorang purnawirawan yang sangat berbakti kepada Nusa, Bangsa dan Negra. Dia juga ramah dengan siapa saja. Minah sebagai istri yang berhati baik, penuh dengan kesabaran, dia juga istri yang rajin bekerja. Aku mempunyai enam orang kakak yang bernama : Abramsyah, Abdul Syukur , Ratna Kumala, Darmawan, Zul Karnaen, Ruslan Abdul Gani. Mereka semua adalah saudaraku. Aku dibrinama Syamsul Bachri yang artinya cahaya lautan. Akan tetapi aku terlahir berbeda dari anak-anak lainya, waktu brojol dari rahim ibuku , kata ibuku aku kembar tujuh akan tetapi yang enamnya lagi tidak terlihat didunia ini, bisa dikatakan mereka berada dialam lain atau alam gaib.

Sebelumnya ibuku sering bermimpi seorang kakek tua bersinglet putih memakai celana pendek berwarna hitam dan berkopiah hitam yang sudah lusuh. Dia selalu memberikan nasehat kepada ibuku seakan-akan dia menjaga keluarga kami, ibuku juga tidak tahu dia itu siapa, darimana asalnya, dan maunya apa? Selalu hadir disaat ibuku kesusahan. Apa lagi saat ibuku hamil besar dia selalu memberikan nasehatnya lewat mimpi ibuku dan memberi tahu kapan bayi yang dikandung akan lahir. Pada saat itu aku lahir tepat pada malam jum’at lebaran haji atau idul adha.

Ibuku bercerita Semenjak lahir aku seperti anak bayi pada umumnya, tidak ada keanehan. yah seperti anak normal lainya , kata ibuku sebelum lahir aku sempat ingin digugurkan akan tetapi niat itu dibatalkan karena itu perbuatan dosa, mungkin mereka sudah memiliki enam anak dan tidak mau nambah lagi, yah mau tidak mau karena janin sudah terbentuk didalam perut ibuku dipiaralah hingga sembilan bulan lamanya, terlahirlah syamsul bachri kedunia fana ini.

Ketika aku berumur dua hingga empat tahun keanehan mulai timbul pada diriku, kata ibuku aku sering bicara sendirian, seakan-akan ada teman berbicara. Padahal terlihat tidak tampak siapapun dan sendirian, paling takut sama pisau pokoknya benda yang berbentuk tajam. Pada waktu itu masih jamanya buntut atau bahasa populernya adalah togel, nah mulailah anak yang bernama syamsul ini menunjukan aksinya memberikan angka-angka lewat tebakan dan permainannya. Suatu saat ibuku bisa menebak angka yang aku berikan, lantas ibuku berniat iseng membeli dengan harga lima ratus rupiah jaman dulu sudah lumayan banyak, karena ibuku tidak mengerti hal seperti itu, hanya coba-coba ternyata nomor yang ibuku beli tembus alias kena dan mendapatkan uang sebesar tiga puluh lima ribu pupiah. ibuku kegirangan karena nomor yang dibelinya tembus.

Tiga hari selanjutnya ibu bertanya nomor lagi kepada anaknya, si anakpun memberikan dengan tulus hati karena kami adalah tergolong keluarga yang sederhana nomor yang dibeli ibukupun tembus lagi akan tetapi ibuku bukan orang serakah, dia tidak pernah beli lewat dari lima ribu rupiah, tembusnyapun sedikit. Mulailah si ibu bercerita ketetangganya, akhirnya dari tetangga ketetangga beritanya tersebar luas dan akupun terkenal pada saat itu dengan julukan anak pemberi nomor togel. Sehingga penuhlah rumahku dengan orang-orang serakah yang minta nomor togel.

Umurku beranjak sekitar empat sampai enam tahun kehidupanku masih seperti itu penuh dengan orang-orang serakah. Hanya ingin kenikmatan dunia dan tidak mau berusaha dengan jerih payah mereka sendiri, serta ingin menikmati uang panas hasil perjudian. Sehingga dikemudian hari ada seorang pria bersepeda berhati serakah datag mita nomor togel kerumahku, ini adalah kejadian yang tak pernah kulupakan. Aku memberikan nomor togel kepada pria itu berulang kali, terus menerus tembus tapi tidak ada timbal balik yang ada dia hanya makan unangnya untuk kesenangannya saja, sampai-sampai wajahnya seperti iblis. Selanjutnya dia datang lagi dengan keserakahanya meminta nomor togel yang empat angka dengan sepontan anak yang berusia empat sampai enam tahun yang bernama syamsul bachri meludahi wajah pria serakah itu, diapun memaki dan menyumpahi aku. Lantas pria itu pergi tanpa permisi dan tidak pernah kembali lagi seumur hidupnya hanya meningalkan sumpahnya.

masuk sekolah dasar

aku mulai tumbuh sebagai anak yang selayaknya butuh pendidikan maka dari itu ibu dan ayahku menyekolahkanku di sekolah dasar walau tanpa melewati taman kanak-kanak dulu, sangking asiknya kasih nomor togel melulu lupa dengan pendidikan, tapi jangan salah aku sekolah bukan hasil dari nomor togel ya?

Ayahku adalah seorang purnawirawan yang sangat tegas mendidik anak-anaknya, dan ibuku seorang ibu rumah tangga yang baik hati. Yang sangat mementingkan pendidikan anak-anak mereka, dan mengajarkan tentag arti sebuah kehidupan yang sebenarnya.

Setelah masuk sekolah dasar akupun mulai belajar membaca walau hanya masi mengeja dan juga belajar menulis walau tulisannya masih seperti cakar ayam. Dengan harapan menjadi orang yang berbudi pekerti yang luhur, dapat menghargai orang lain, serta berprestasi. Setelah mengikuti pelajaran hingga kenaikan kelaspun tiba, akupun naik kelas dengan memuaskan. Setelah itu libur sekolah, begitu libur sekolah tiba, aku diajak ibuku mencari kakak pertamaku yang bernama abramsyah di Negri jiran alias Malaysia. Kamipun berangkat mencari kakakku yang sudah bertahun-tahun tidak pulang kerumah, ibuku bersusah paya keliling tawau, serawak, akhirnya bertemu juga dengan anak tercinta setelah bermiggu-minggu lamanya. Kakakku terlihat kurus, seperti tidak terurus pola makannya. Lantas ibuku mengajak pulang ke Indonesia, karena ditempat kakakku bekerja sudah berbulan-bulan tidak digaji. Ibuku memutuskan membawa pualang kakakku ke Indonesia, dan menyuruhnya sekolah mengambil akta empat di samarinda untuk syrat menjadi tenaga pengajar.

Setelah libur telah usai akupun sekolah lagi seperti bisanya, belajar belajar dan terus belajar itu saja yang kulakukan setiap harinya. Seusai pulang sekolah aku biasa bermain dengan teman perempuan ku, kami berteman empat sekawan, aku, eling, sarah, dan mie-mie (ALM). Kami berempat sering bermain karet gelang yang disambung dengan anyaman simpul rantai, seperti permainan anak-anak lainya. Kami berempat sangat akrab karena seusai pulang sekolah kami selalu bertemu, tentunya kami berempat satu sekolah di SD 023 Tanah Seribu, Kabupaten Tanjung Selor. Anehnya aku lebih banyak temen perempuan dari pada laki-laki, untung aja tidak jadi waria, ihhhh.. najis tidak minta-miantalah. Aku tidak mau menyalahi kodrat illahi.

Setelah aku masuk sekolah dasar (SD 023) tanah seribu Kabupaten bulungan, sampai dengan kelas empat SD aku dipindahkan sekolah oleh ibuku tepatnya di Kalimantan selatan yaitu banjar masin lebih tepatnya lagi di kabupaten berabai desa batali, karena kakak iparku A.Syamsuri tugas di battalion 621 manuntug, tidak tau maksud ibuku memindahkan aku dengan tujuan apa. Aku disekolahkan di SDN batali, lebih tepatnya dijalan matang hambawang desa batali. Aku sangat kaget pertama masuk kesekolah itu muridnya terlalu banyak, satu kelas ada enam orang saja ditambah diriku ini menjadi tujuh orang murid tuengggggg. Sekolah itu sepi sekali akan tetapi dibalik kesepian itu murid-murid SD batali sangat cerdas otaknya, karena di didik ekstra keras oleh guru-guru mereka. Karena aku murid terbodoh dari pada yang terbodoh dikelas itu, wah gurunya pasti pusing nich masalahnya udah nambah murid eh muridnya paling bodoh pula. Hah apes melulu hidupku ini, apakah memang ditakdirkan sebagai kambing hitam kehidupan. Mungkin otakku kurang terasah tajam, atau memang dasar anaknya yang bungul yang mempunyai otak yang terproses tidak seberapa canggih sehingga menimbulkan kebodohan.

Setelah sekian lama bersekolah di SD Batali akhirnya ujin nasional pun tiba, akupun bergegas untuk bersungguh-sungguh belajar siang dan malam semampuku. Setelah belajar dengan tekun disekolah dan dirumah, begitu hari intinya ternyata semua sekolah digabungkan untuk melakukan ujian nasional. Dikarenakan pesertanya tealu sedikit sehingga digabungkan dengan sekolah lain agar mencukupi standar. Mulailah kutuangkan isi pemikiranku diaatas lembar jawaban yang telah tersedia, dengan keringat susah payah akhirnya selesai mengerjakan soal-soal ujian. Setiap harinya seperti itu hingga ujian nasional untuk SD pun telah selesai.

Sambil menunggu hasil tes aku beraktifitas seperti biasanya, hari demi haripun terlewatkan. Ternyata sebelum mendengar hasil kelulusan aku dijemput oleh ibuku tercinta untuk kembali kekalimantan timur yaitu Kabupaten Bulungan atau Tanjung Selor. Pulanglah diriku ini kekampung halaman tepat aku dilahirkan, begitu tiba dibulungan totok banjarku masih melekat bagai permen karet, hahahahahahah, kada kawa kaya itu pang.

Akhirnya penerimaan siswa barupun sudah tiba ijazah ku pun belum kunjung datang dari Banjarmasin, anak-anak sudah masuk sekolah tingkat pertama alias SLTP, hatiku resah tidak bisa mendaftar melanjutkan sekolahku. Seminggu kemudian barulah ijazah SD ku sampai, ternyata hasilnya sangat hebat sekali aku dinyatakan lulus. Ibu dan kakakku sampai menggelengkan kepala tak henti-hentinya, ternyata nilai ijazah SD ku bisa di acungi jempol terbalik, karena nilainya dibawah standar yang diharapkan. Nilaiku yang paling terburuk dari pada yang terburuk, alangkah bodohnya diriku ini. Ya tuhan ampuni kesalahanku ini aku binggung apa sich yang ada dalam otakku ini. Selalu mengutamakan kesabaran dan ketabahan dalam hati.

Sekolah lanjutan tingkat pertama

Dalam kehidupan ini kita harus bersabar dan terus berusaha untuk menggapai semua yang kita inginkan, jangan pernah berputus asa, didunia ini kita dituntut untuk belajar sepanjang hayat, beriman, bertakwa kepada tuhan pencipta allam semesta. Jadi kita harus tunjukan sesuatuhal yang terbaik dari pada yang terbaik.

Akhirnya ibuku mendaftarkan ke MTSN yaitu sekolah islam bisa disebut Madrasah Tsanawiah negri. Dengan modal bisa mengaji serta nilai yang dibawah standar, untung saja masih ada orang yang bermurah hati menerima ku masuk sekolah MTSN tersebut. Aku berterima kasih sekali kepada bapak kepala sekolah ustad boy sebagai kepala sekolah MTSN yang menerima saya masuk sekolah di madrasah pada waktu itu.

Aku adalah murid yang paling lugu memakai seragam, berbaju putih dan celana panjang berwarna biru memakai kopiah peci bundar, bisa dibayangin kan? Kelas satu MTSN aku dikumpulkan dengan orang-orang pinter disekolah yaitu kelas Satu A (1A), ternyata saya lagi yang paling terbodoh dikelas itu, mungkin saya terlahir sebagai makhluk tuhan yang paling bodoh. Alias lola (loding lambat) tapi aku tidak pernah putus asa dengan semua itu. Terus dan terus belajar walau kalau lagi ulangan pake ilmu jerapah nyontek kiri dan kanan tapi tetep smile (^_^) bodohya diriku.

Wah kebodohan terus saja menyerangku samapai-sampai aku berkata dalam hati “ ujian apa yang engkau berikan kepada hambamu ini ya allah”. Dengan kemampuan berfikirku yang tidak seberapa canggih ini, akhirnya aku naik kelas lagi tapi dipindahkan kekelas dua B (2B). yah itu akibat kecanggihan diriku sendiri, intinya aku tetap bersyukur atas nikmat yang telah diberikanya. Ternyata dikelas itu aku mampu bersaing dengan teman-teman ku yang lainya, karena makhluk bodoh semua berkumpul dikelas itu. Lama kelamaan aku mulai terbiasa dengan keadaan yang seperti itu, setelah enam bulan berlalu semester pertamapun telah berakhir. Aku pun mengambil rapot dan tersenyum untuk yang pertama kali merasa senang dalam hidupku, aku mendapatkan rangking ke dua dari empat puluh lima siswa. Betapa kagetnya aku untung tidak step kejang-kejang, aku semakin semangat untuk belajar dan belajar.

Setelah liburan telah berlalu masuk sekolah lagi seperti biasanya semester keduapun dimulai, aku melakukan aktifitas seperti biasanya tapi tidak seperti yang aku kira, sekarang banyak teman-teman yang bertannya tentang pelajaran kepadaku, padahal yang ditanya ini orang loding lambat, pura-pura ngeles aja dan menyingkir pelan-pelan dari pertnyaan, tunggg,, tuengg. Hoby ku ngumpul sama teman-teman paling seneng kalu cerita hayalan yang seakan-akan menggelitik perut hingga tertawa.

Hari-haripun berlalu seperti biasanya, akhirnya ujian kenaikan kelaspun tiba. Tapi sudah agak berbeda dari tahun sebelumnya, aku yang biasa menggunakan jurus jerapah tidak bisa lagi karena aku yang dijerapahin sama teman-teman. Padahal belum tentu bener jawabanku “kckckckckckck” aku tertawa dengan mengakak kena karma kali y?. ujian pun selesai, tinggal menunggu raport kenaikan kelas. ????? semua murid dikumpulkan didalam kelasnya masing-masing, wali kelaspun masuk kekelas. Aku menjadi manusia beku dan gugup sekali pada saat itu, mulailah si ibu guru membagikan raport penentuan hasil belajar. Setelah semua dibagikan aku terakhir di sebutka namanya, begitu namaku disebutkan “Syamsul Bachri” dengan sepontan mataku langsung kunang-kunang, sejenak ku mendiamkan diri. Majulah si orang bodoh ini, jenggg jenggg jereng….. bisa dibayangkan itu sebagai instrument music sebagai penyemangat. “Haaaaahhhhhhhhhh” menghelakan nafas pajang setelah raport diambil, dengan spontan membuka lembar demi lembar raport tersebut. Ternyata aku terkagum dan kaku sambil menatap raport, dengan hitungan satu, dua, tiga… hooore aku berteriak kegirangan, tak kusangka aku rangking satu dari empat puluh lima siswa. Itu adalah hal yang luar biasa bagi orang bodoh sepertiku. Ini yang namanya orang bodoh juga punya prestasi.

Kita memang tidak pernah tau apa yang direncanakan oleh sang maha pencipta, manusia hanya berusaha untuk lebih baik, seajutnya urusan sang maha pencipta. Orang bijak mengatakan “ dimana ada usaha disitu pasti ada jalan”. Akhirnya aku naek kekelas tiga B (3B) ini adalah awal dari keburukan yang terjadi, belum mengenal pacaran tetapi mulai mengenal rokok dan minuman keras, sianak yang tadinya lugu dan sedikit cerdas, mulai terpengaruh oleh pergaulan yang tidak sehat. Aku mulai terpengaruh oleh pergaulan teman-temanku yang nakal, mulai ikut perkelahian antar sekolah, minum-minuman keras, merokok. Sering terlambat turun sekolah turunnya pun senin kamis, bodoh lagi. Perubahanku sangat drastis, terbentuklah pribadi yang kurang baik, tiap hari ngusilin teman melulu mulai tidak sopan, Banyaklah yang mulai berubah dari diriku, bagus kalau diriku ini pinter, sudah nakal bodoh lagi. Apa tidak ngeselin guru tuh?

Ternyata kenakalanku membuahkan hasil yang dasyat, begitu kelulusan MTSN nilai ijazah saya dibawah stndart rata-rata, hasil yang tidak memuaskn dan sangat buruk. Tentunya tidak lupa radio dirumah nyala sendiri alias kena semprot, diomeli oleh orang rumah karena nilai saya jatuh. Aku pun berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Sekolah Menengah Kejuruan

setiap kehidupan pasti ada hitam dan putih bagaimana cara kita melakoni dan mencari jalan yang terbaik untuk melangkah lebih baik kedepannya. Haru hara rasa penat dihati, mewakili dinding zaman yang melekat tajam. Watu terus berputar masuklah dikehidupan selanjutnya, akhirnya aku masuk kedalam tingkat yang lebih tinggi sesuai urutan pendidikan yaitu sekolah menengah atas (SMA). Awalnya aku mendaftar kesekolah SMA negeri satu Tanjung Selor dan memasukan ijazah ku yang tak seberapa canggih itu, ternyata ditolak karena tidak mencukupi standar yang telah ditentukan. Akhirnya aku mengambil keputusan untuk masuk kesekolah kejuruan, mendaftarlah si bodoh ini dengan mengikuti aturan-aturan yang telah ditentukan sekolah, aku pun diterima dengan ikhlas tentunya melewati tes wawancara dan tertulis.

Ektolofku (pinggiran graham rahang atas) terasa nyeri menggludak seperti ektotrof yang cendawaannya menutupi selubung akar. Walau seperti itu aku tetap besungguh-sungguh bagai petir yang menyambar telapak bumi yang terbaring lemas, saat situasi mulai berganti aku pun menggelar diriku sebagai long loding. Didalam kumpulan atmosfir terpental jauh tertendang oksigen yang mengganti nafas iblis menyayat rumpun banbu menjadi semak belukar. Wah… disekolah ini lengkap fasilitasnya yah bisa dibilang memadailah dari ruang mengetik, computer, mesin jahit, perpustakaan, dan ruang alat musik. Sekolah ini bisa dibilang sudah didisain sedemikian rupa. Syaprudin Ak, Sebagai kepala sekolah waktu itu.

Setiap langkah selalu bersimbah kepenatan yang berujung ricuh, begelentingan bunyi lonceng menyekap hari-hariku. Akupun mulai mendapatkan kawan, yang menemani putaran waktuku disekolah. Basir pria yang bertigkah bodoh dan semaunya, masdar pria beralis tebal pekat yang suka mengoceh dan suka mencabuti helai demi helai bulu kakak tertua didalam busananya. Jumardi pria hitam ikal berlimpah harta, suka menirukan gaya-gaya yang aneh, dan aku sebagai pelengkap penderita. Masdar menggelar kami berempat sebagai putra zendenk, kumpulan orang bodoh berotak miring. Saat lonceng berdenteng seperti biasa waktu istirahat telah tiba, segera bergegas kekantin menghamburkan kalium yang bernilai untuk menukar makanan, memenuhkan isi lambung tengah bagai kalkarium yang turun dari langit bersama hujan. Aku bagai meosis yang membelah diri menggrogoti kantongku kekurangan kalium tak bisa membayar terpaksa jurus andalanku kupraktekan dengan mengucapkan kalimat pendak kepada ibu kantin.

Ibu kantin : “ sul semuanya dua belas ribu rupiah !!!

Long loding : ” bu hutang dulu.’’!!!

Ibu kantin : ’’ yang kemaren bagai mana?

Long loding : “digabung aj bu heheheheh”

Ibu kantin : hutang melulu….???

Huft untung aja ragaku tak terpisah dari jasad yang pasang surut mengalir didinding parkiran hati, ini dia teman yang tak bertanggung jawab selesai makan main tinggal aja. Masdarpun tertawa terbahak bahak, kutunjuk telunjukku kejidadnya hah dasar jepretan kutu. Masdar mengeluarkan nada yang berirama dengan canda ia berkata “tiap hari beginai perai terus nich”. aku membantah ucapannya “enak aja emang aku buku bon apa”?

Semenit kemudian sambil berjalan dari kejauhan kulihat basir dan jumardi dengan gagahnya menghormati tiang bendera merah putih, bercampur terik matahari siang yang membasuhi tubuh mereka. Ternyata merka tertangkap basah merokok di wc murid, basir tertegun lesu. Aku melontarkan kata-kata indah untuk mereka.

Masdar : “apakah hari ini cerah”

Long loding : “karma tertiup angin tak terlindungi cerah matahari”

Masdar : “makanya kalo kekantin jangan ninggalin dosa” sambil tertawa histeris.

Basir dan jumardi tersenyum paksa sambil menatap kemilau cahaya indah, disiang bolong. Dalam hatiku berkata rasain tu sampai jadi higrovit (lumut). Setiap hari selalu mejadi bahan setoran didepan piket guru, mungkinkah kami menjadi salah satu orang sukses didunia ini. Hampir tak terpkirkan oleh ku mejadi sesuatuhal yang bisa dibanggakan, sampai-sampai aku merasa Bulimia (rasa lapar yg sangat gawat) sangat dasyat, seperti melemparkan boomerang menunggu kembalinya benda benkok itu dan terhempas di jidat hingga terlihat burung-burung yang menari-nari diatas kepala. Aku selalu berusaha melakukan hal yang terbaik dari pada yang terbaik, walau aku masih dikrumuni daiminologi (ilmu roh halus) yang tersembunyi melekat didalam tubuhku. Semoga aku tak menjadi dakriolit (batu dalam saluran air mata) yang membuatku terdiam membisu mengakibatkan bocornya saluran ginjal menimbulkan postetioritas petaka.hingga aku pun lulus dengan membawa ilmu manajemen keahlian penjualan, bisa diktakan Menajemen Bisnis yang banyak menciptakan para pengusaha besar. Masdar dan yang lainya entah menghilang kemana usai kelulusan sekolah, meninggalkan kenaangan yang begitu realistis. Hingga menjadi documenter otak kananku. Semoga kita bertemu lagi dengan sesuatuhal yang berbeda.

Dian Sastro dan Asmiranda

Doktrin yang kudapatkan dari televisi membuat hatiku berdansa dengan detak jantung yang keras bagaikan senam jantung sehat, menjadikan semuanya klepek-klepek kaya ikan mujair yang terlempar dari kolamnya. Dian sebagai wanita naturalis yang intelektual dan miranda sebagai wanita yang manja dan pintar masak. itu yang kukagumi dari kedua wanita televisi tersebut, sayang mereka ada dalam dua bagian sisi yang berbeda, ingin rasanya kudalur ulang mereka berdua menjadi satu kesatuan yang mutlak cantik, intelektual, manja, pandai masak, sholeha, dan mempunyai sifat seperti padi. makin terisi maka akan makin menunduk, akan kunamai sasmira. Hasil kolaborasi dian sastro dan Miranda, menjadi wujud sasmira. Oh dasyatnya para idolaku ini sangat berkarakter tinggi.

Saat iklan televisi bermunculan yang kutunggu hanyalah iklan sasmira dua wanita yang ku kagumi, setelah kulihat wajahnya, senyumnya, ekspresi mereka berdua, hatiku merasa damai. Terbang keawan biru jantung pun berdetak lebih cepat dari supersonic, itulah supersisi (ketahayulan) yang ku ciptakan lewat deburan pernak pernik pemikiran yang kurang untuk diterima oleh akal.

Sorot mata sasmira seakan-akan mengawasiku dari sudut tv tak rela aku menjauh dari tempat dudukku, mata mereka berdua memberikan aku satu arti yang bermakna dalam hidup ini, menjadi seseorang yang terbaik dari pada yang terbaik. Mereka membuatku mengerti apa itu arti perjuangan dalam hidup, tidak gampang menjadi pelakon tv seperti mereka berdua. Digandrungi oleh banyak para lelaki, ku coba mengambil arah pisitif dari itu semua dan menyimpulkan sebagai supernaturalisme bahwa masih ada yang lebih tinggi dari kita semua.

Kuteropong dari kejauhan sasmira tersenyum kepadaku, owhhhzz… aku membalikkan arah pandanganku kebelakang, paras memerah dan tersipu malu. Kucabuti bulu kakiku pun sudah tak berasa apapun, ku membalikkan pandanganku kearah bola mata sasmira aku tertekun kaku dengan menundukkan kepala kebawah kearah kakiku, dengan kaget aku melihat kakiku berlumuran darah, karena kucabuti bulu kakiku dengan paksa tanpa sadar aku seperti tersuntik keram oleh tatapan sasmira ku.

Berdiri tegak meningglkan sasmiraku, melangkahkan kaki kearah luar pintu. Kudengar panggilan sasmira kepadaku.

Abang….. abang ganteng….

Syamsul : yah… aku menjawab panggilan itu dengan binggung??????

“Temenin saya dulu jangan ditutup” dengan manjanya kudengar suara itu.

Syamsul : berhenti menutup pintu, dan membuka pintu dengan perlahan. Srekkk…

“Ntar malam ada waktu kah” (suara itu muncul lagi)

Syamsul : wah masalah itu pasti ada dong… menjawab dengan GR ?

Kudekati sumber suara tersebut tapi bukan berasal dari televisi aku menjadi penasaran suara sasmiraku berasal dari mana? Kudekati jendela dekat televisi dan membukanya dengan perlahan, terlihat perempuan berambut panjang sedang menempelkan heandphone ditelinganya. Ternyata aku tertipu oleh imajiku yang begitu tinggi suara itu bersumber dari wanita disamping jendelaku. Yang sedang menelefon abangnya. Wah bahaya ini, bisa membuat otak kananku berhenti bekerja.

Aku takut terihat orang lain dengan tingkah bodohku, seperti kesetanan segera kutinggalkan tv yang berbicara sendiri itu. Tidak lupa ku titip salam untuk sasmiraku yang tercantik. Jangan sampai aku terjerat turbiditas (kekeruhan) dalam hatiku. Sayang kita akan bertemu lagi dilain kesempatan tentunya jika sasmira masih mau menghibur abang. Teruslah menghiasi kaca televisi dan raih semua impianmu. Dan abang akan terus mendoakanmu menjadi pelakon kawakan yang ramah pada setiap orang. ^_^.

Androfag

Ribuan mil kulintasai alam rayaku, seperti jamur yang melekat kenyal tak terganti oleh waktu. Mataharipun hilir mudik menjumpaiku setiap harinya, kuacungkan kepala dengan gagahnya menatap kemilau cahaya benderang dari kejauhan. Aku terdaftar sebagai mahasiswa sekolah tinggi ilmu ekonomi, itu ulah kakakku ruslan yang selalu ingin memberikan yang terbaik untuk adiknya. Dia adalah kakaku yang selalu mensuport aku didunia pendidikan. Aku merasa bangga mempunyai kakak seperti dia, walau kadang-kadang kasar padaku, mungkin itu akibat kenakalanku sendiri. yah bisa dimaklumilah.

Dikampus stie aku mulai melakoni sebagai anak kampus, yang punya banyak teman, sering bercanda. Tidak lupa rantai didompetku, gelang berjejer ditanganku, dan tak lupa kalung plus giwang ditelingaku, Itu adalah aksesoris yang tak pernah kutinggalkan bagaikan penghargaan yang diberikan oleh bapak presiden RI. Ibu yang tersayang selalu memarahiku jika ibu melihat aksesoris kebanggaanku itu.

Ibu : nak’ ibu tidak suka liat rantai-rantaimu itu

syamsul : emang kenapa bu?

Ibu : lepas kaya orang gila

Syamsul : ia nanti

Ibu : jangan nanti-nanti, ibu tarik tu?

Syamsul : ia bah…. Melepas rantai dan giwang sambil mengoceh tak jelas.

Aku jengkel kalo ibu sudah mengatur-ngatur gaya dandanan ala roker ku itu, tiap hari diomeli melulu, kalau ayahku orangnya baik tidak pernah marah sama anaknya, paling dia hanya menggelengkan kepala dan tertawa. Ayahku orang yang sangat bijaksana walau dia agak pelit sama duit. Aku juga tipekal orang yang tidak mau nyusahin orang tua, kalu minta duit palig untuk keperluan yang sangat penting dan mendesak, Baru aku menadahkan tangan.

sambil kuliah, rokokku semakin deras seperti angin puting beliung. Kubawakan segumpal impian, yang akan ku perjuangkan dalam hidupku. Aku sangat terobsesi menjadi orang terkenal. Mulailah kulakoni hidupku sebagai anak band yang setiap harinya latihan terus menerus, hingga distorsi pun bergetar meredam semua sifat asliku, “UnderHead” itu nama band ku beraliran rock. Band ku cukup terkenal khususnya ditanjung selor. aku adalah vocalis mereka yang kesekian kaliya, panggung demi panggung ku naiki dengan modal nekat. Aku tidak pernah bilang tidak bisa, kucoba dulu baru aku berkomentar, itu sudah menjadi sifatku. Tapi dalam segi menghafal lirik aku agak telat biasa long loding.

Hingga pada saatnya aku merasa ada sesuatu hal yang berbeda setiap aku manggung, kupelajari dari sorakan penonton, juga orang-orang yang berada disekelilingku. Cara mereka berbicara, cara mereka mengetes sesuatu, dan cara mereka melontarkan kata-kata spontan. Akhirnya aku mengerti apa yang ku alami walau masih ragu, ku uji kebenaran yang kudapatkan ternyata hasilnya sama.

Mentalku terlempar keujung gunug fuji, kadang terasa dingin kadang terasa panas. Tak tentu arah ku berkicau bagai burung liar yang kelaparan, kutolak nafsu Daksinal yang mengludak didalam pikiranku, teraduk-aduk bagai campuran titanium dan zat bakteri jahat.

Aliran darah seperti terifeksi Androfag yang tersuntik kedalam tubuhku, terelakkan oleh kesabaran yang begitu dasyat, sehingga menjadi seimbang. Semua itu membuahkan hasil yang mengagumkan, aku berhenti kuliah, bambong, lontang lantung ku mencari jati diriku yang sebenarnya. Androfag menguasi jalan hidupku menjadi tak karuan, tergelinding oleh putaran waktu. Masa demi masa kumencari jati diriku namun tak pernah kutemukan, tak kenal lelah tetap kucari yang kuinginkan.

Secara singkron ibupun melihat keanehan yang ku alami, pelan-pelan bagai rayap yang menggeruguti tubuhku, tak kuasa aku menahan semuanya. Kicauwan merpati busuk selalu tergiang ditelingaku, mataku pun selalu tersorot sesuatuhal yang berada diluar dunia bagaikan superhuman tak tau apa yang harus dilakukan. Lama kelamaan aku seperti orang yang parafreni (gangguan jiwa). Selalu terusik oleh sesuatuhal, apa yang sebenarnya sedang terjadi pada diriku ini. Ingin kutelan jutaan soporifik (obat perangsang rasa kantuk) agarku tertidur ratusan tahun.

Almukarromah

Semakin aku mendalami sianosis yang semakin lama semakin memojokkan arah pandanganku kealam raya, genggaman kosongpun mulai terisi kencang. Hahhhh… menghela nafas dengan kencang, seperti berlari ratusan kilometer. Tibalah peran sang ibu memberi pencerahan kepada anaknya, ibuku menyuruhku mengikuti tes akper yang diadakan di malinau. Sang anak pun menuruti kata sang ibu, agar ibuku merasa tenang dengan kegelisahannya. Akupun berkemas untuk berangkat untuk megikuti tes akper yang diselenggarakan di kabupaten malinau, jika lulus tes akan dikirim kesamarinda untuk sekolah keperawatan dengan jaminan pemeritah sebagai penanggung jawab serta biaya selama mengikuti akademi keperawatan. Setibanya di malinau aku dijemput oleh tateku yang bernama surya adik tiri ibuku, aku dititipkan ditempat tanteku mary yang juga adik tiri dari ibuku, aku belajar dengan giat tentang ilmu keperawatan, kubaca buku-buku tentang keperawatan agar aku bisa menjawab tes pada saat tes dilaksanakan. Yang selalu mensuport ku seorang pria muda bersuku dayak bernama welly, dia salah satu pegawai di kantor pariwisata. Seorang teman yang baek yang selalu mengerti dengan keadaanku. Dia yang menemaniku selama mengurus segala sesuatu keperluan tes. Sebelum tes tiba pada malam harinya kakakku zul karnaen menelephonku dia menyuruhku pulang, ayahku sakit keras tekanan darah tinggi, aku menjawab dengan lembut “ kak habis tes baru syamsul pulang, tesnya besok pagi, siang aku pulang” kak zul hanya bisa menjawab, kalo bisa cepatlah dhe? Ia kujawab dengan pelan.

Pagi harinya aku bergegas menuju gedung olahraga untuk mengikuti tes akper. Sesampainya aku disana, memperlihatkan kartu peserta ujian, dan mencari tempat dudukku sesuai nomor urut yang kudapatkan. Pesertapun sudah memenuhi ruangan sekitar pukul 07.15, soal tes pun mulai berterbangan seperti kelalawar yang mengepakkan sayapnya. Sampailah salah satu lebar soal yang sama seperti yang lainya, beserta lembar jawaban. Akupun mengukir nama melalui tinta hitam cair, kuangkat soal dan kubaca dengan perlahan. Asik membaca soal telphon gengamku bergetar terus menerus, tak henti-hentinya ingin member kabari padaku. Kuangkat secara sembunyi-sembunyi dengan bisik perlahan ku lontarkan kata-kata. Kudengar suara tangisan pria yang menelephonku dia adalah salah satu keluarga jauh yang tinggal didepan rumahku. Ia bekata sambil tersengal-sengal, sul…..Ayahmu telah pergi meninggalkan dunia ini untuk selamanya, pulang lah, yang sabar ya sul……? Akupun tertegun kaku tak menghiraukan suara apapun ditelingaku, telphon genggamku perlahan terlengser jatuh.seperti orang yang ruhnya keluar dari raganya, meneteskan air mata kekecewaan, kepedihan, keterpurukkan, seakan tidak terima semua ini terjadi. Dengan tak sadar aku menangis keras didepan ratusan peserta tes, kutinggalkan lembaran tes tanpa mengisi satupun soal tes, kuturuni tangga dengan lemah sambil menangis, minta izin kepada pengawas tes untuk keluar dari ruangan, pengawaspun mengerti dengan keadaanku dan mengusap-usap bahuku. Kutunggangi sepeda motor sepupuku dengan beringas menghabiskan gas motor, hingga kulitkupun tak terasa oleh angin yang deras. Kesinggahi rumah tantenya welly, sambil menangis menaiki tangga rumahnya. Welly dan tantenya keluar merasa heran. Aku menjelaskan apa yang terjadi, welly pun segera mencarter bis tujuan tanjung selor. aku mengemas barangku dan memberi tahu tanteku, tanteku tercengang dan mengemas barang-barangnya, aku berangkat duluan tanpa menunggu tanteku terlebih dahulu. Sepanjang jalan aku terus menangis, kuingat pesannya sebelum aku berangkat, dia memanggilku mengelus kepalaku dengan rasa sayang kepada anaknya, lantas melontarkan kata-kata belajar yang rajin ya nak, dan memberikan uang sebesar lima puluh ribu rupiah, katanya untuk uang jajan. Biasanya ayahku tak pernah membiasakan anak-anaknya dengan memberikan uang jajan, aku terpaku heran ada angin apa ayahku tiba-tiba memberi uang jajan. Kuambil tanpa berfikir apapun. Setibanya aku ditanjung palas waktu tepat pukul 03.00, telphon genggemku berbunyi lagi. Kuangkat ternyata dari ayahnya dedet menanyakan posisiku, aku katakana ditanjung palas, lebih cepat lagi karena ayahku sebentar lagi akan disemayamkan. Aku pun berinisiatif untuk turun ditanjung palas, dan minta segera dijemput di pelabuhan tambangan tanjung selor. jika aku melewati jalur darat akan memakan waktu yang lama, kuambil keputusan untuk menyebrangi sungai dengan perahu tambangan. Setelah sampai aku dijemput oleh om luming dipelabuhan tambangan tanjung selor, dengan menggunakan sepeda motor barunya. Om luming berkata motor baru kepunyaanku ini baru aku yang pertama kali digoncengnya, dengan canda menghiburku. Akhirnya aku pun sampai dan melihat betapa ramainya orang didepan rumahku, aku bingung apa yang harus aku lakukan, kak syukur sebagai kakak kedua yang menjemputku saat tubuhku terasa lemas. Dipeluknya tubukku memberikan nasehatnya agar lebih tegar sebagai lelaki dah bersabar menghadapi semuanya. Tiba-tiba kak syukur membisiki telingaku, jangan nangis lagi dhe nanti kena abah air matamu. Aku mengusap dengan perlahan masuk dengan perlahan dibimbing oleh kakakku. Mencium kening dan kaki abahku, setelah memandikan dan shalat bersama kerandapun datang, membawa ayahku keperistirahatannya. Setelah sampai kekuburan aku hanya menatap dari kejauhan tak sanggup menahan titihan air mata. Semoga amal dan ibadah selama didunia diterima disisi allah swt.

Setelah proses pemakaman selesai baru kusadari kakak pertama dan kakak ketigaku belum sampai ketanjung selor. kakakku yang pertama abramsyah dari hulu desa long buang dia mengajar sebagai guru SD disana sedangkan kak ratna kumala berada di banjar masin bersama suaminya sebagai abdi Negara yaitu tentara. Mereka tak sempat melihat abah dikubur. Sesampainya mereka ibu mengajak ziarah kemakam abah.

Tak ada lagi ayah yang membimbingku, tak ada lagi senyum dan tawanya, tak ada lagi orang yang menceritakanku dongeng perang, tak ada lagi orang yang selalu mencium keningku, tak ada lagi ayah yang selalu melindungiku, tak ada lagi orang yang mengajakku ancing disungai, tak ada lagi orang yang mengajakku joging, tak ada lagi….. tak ada lagi…

Aku mengambil hikmah dari semua ini Karena semua menusia akan kembali kepadanya tak ada yang kekal abadi kecuali allah SWT.

Univesitas Borneo

manusia tercipta dari segumpal darah dan tanah maka, setiap makhluk hidup akan kembali kepada penciptanya. dari sederet keinginan, kemauan, cita-cita dan harapan semuanya tetap kekal dalam pembaharuan dunia, yang tersapu bersih oleh pensucian alam raya. Sesak nafas akibat kehabisan oksigen dalam tubuhku, membuat aku menjadi manusia tak bersejadah. Dinaungi lintingan-lintingan asap tembako, beraromakan kenikmatan dan kegelisahan. Semua kucoba jalani dengan ikhlas sepenuh hati, kukirimi senyuman untuk yang telah meninggalkanku didunia ini.

Dua kali aku telah gagal dan membuat banyak orang kecewa, tak tau apa lagi yang harus ku lakukan untuk menciptakan senyum yang abadi diparas ibuku. Aku tak mau mengulang semua kesalahanku tapi raga tak kuasa menahan gejolak debaran jantung yang ingin meletus menutupi selubung akar batin.

Lestry adalah tetanggaku dia gadis mungil berdarah toraja, dan anton kerabat dari lestry sama-sama berdarah toraja. Mereka memberi tahu ibuku bahwa mereka akan mengikuti tes di tarakan untuk menjadi seorang mahasiswa tauladan, ibuku pun bergegas pulang membawa berita itu. Ibu mengatakan dengan halus kepadaku, “nak masih mau kuliah lagi anton dan lestry besok mau ketarakan dan mendaftar di Universitas Borneo” aku serentak mengatakan “iya mau bu “ tanpa berfikir panjang karena aku sudah jenuh dengan hidupku yang tak jelas, tak tentu arah, jadi anak band tak masuk tv juga, apa lagi jadi penyiar radio tak pernah punya gaji tetap, jaga konter pun tak betah. Lebih baik kucari arah yang lebih terang walau aku belum siap sepenuh hati.

Bergegas ku simpun pakian dan peralatan kebutuhanku, ini adalah awal kutinggalkan sedikit demi sedikit keburukkanku. Tak ada satu pun kecerdasan yang ku bawa, hanya bermodal kebodohan,keberanian, dan rasa ingin tau yang besar, itu yang pertama kali ku bawa. Aku bagaikan burung tak bersayap yang ingin terbang tinggi,seperti angin yang menghapus asap yang bertumpuk kencang.

Anton mempunyai kakak perempuan yang ngontrak disalah satu perumahan, didaerah pabrik udang karena kakak anton salah satu karyawan diperushaan itu. Setibanya kami bertiga ditarakan aku merasakan awura yang sangat aneh, tak kutahu bentuknya seperti apa? Tiba-tiba lestry menepuk bahuku dan berkata “akhirnya kita sampai” dengan gembiranya ekspresi yang ditampakkannya. Antonpun bergegas mengambil barang-marang dan turun dari kapal tak seberapa canggih itu, maklum duit yang dibawa juga terasa nyeri. Kami bertiga memilih menggunakan jasa angkutan umum, sebelumnya aku bertemu bule berhidung mancung, berbola mata biru. Dia tak sengaja menabrakku bruk seeezzz… menepis bahuku, aku melototkan mataku membuat wajahku seakan-akan seram seperti film horror yang di tv itu. Bule itu melihatku dan berkata “sory sir” tapi bule itu tak terpengaruh oleh pelototan mataku yang kuciptakakan seseram mungkin, kujawab permintaan maaf bule kampungan itu. Tentunya dengan bahasa inggris yang kuciptakan lewat leburan ombak yang kulewati diperjalanan tadi. “ sory….sory.. the brek new in the stupid wrong kelepek-kelepek” aku juga tak begitu mengerti apa yang ku ucapkan, yang penting gayaku meyakinkanya bahwa aku lagi marah. Dasar bule kampungan kucapkan kata-kata cacian untuk sibule itu tapi sejenak aku berpikir ??? yang kampungan sebenarnya aku atau bule itu ya? Bule itu dari Negara asing yang besar dan teknologinya yang cangih di banding Indonesia, sedangkan aku dari Indonesia itupun kabupaten. Ahhhhh. Gak urus berjalan dengan cepat menuju angkutan umum.

Kunaiki besi berjalan itu, menoleh kiri dan kanan agar aku lebih cepat mengenal tempat yang kulewati. Sampai-sampai bokongku terasa panas dan memberontak meminta untuk digaruk, uhhhhhhhhhh… tak tahan rasa tanganku untuk menyambut siknal pemberontakan itu. Kutahan dengan laju angin yang berhembus lewat jendela yang terbuka, jangan sampai kutunjukkan dengan transparan. Kugosok-gosok dikursi dengan perlahan agar gatalnya berkurang. Besi berjalanpun singgah tempat tujuan kami bertiga akan turun, dengan segera kutinggalkan besi berjalan itu. Tak sabar melakukan pekerjaan yang kurang sopan dipandang mata, kubuka sepuluh jari tangganku untuk tindakan brutal, tentunya bokong arah sasaran yang memancing gerakan naik turun dan teknik perputaran dunia agar gatalnya terobati, ohhhhhhhhhhh.. menjijikkan sekali, takkan kuulangi lagi.

Berjalan kaki menuju kontrakan kakaknya anton, lumayan juauhlah. Sebenarnya tak perlu berjalan kaki berhubung besi berjalan itu tak bisa melampaui jalan setapak, terpaksa menggunakan langkah demi langkah menuju kontrakan kakaknya anton. Setelah sampai waktunya kami beristirahat untuk memulihkan tenaga.

Kesokan harinya kami bertiga menuju universitas borneo untuk mendaftar, sebelumnya kami bertiga sudah mempersiapkan semua syarat pendaftaran. Ini awal telapak kakiku menyentuh gerbang universitas borneo, berhubung belum mempunyai kendaraan sendiri kami bertiga naik ojek untuk mencapai borneo kampus kesayanganku itu. Wah takku sangka ongkos ojek membuat kantongku bergetar, menuju kampus aja Rp.20.000,- belum pulangnya. Kalau setiap hari seperti itu pecah empedu bagian dalam organ tubuhku. Sesampainya dikampus kami bertiga menuju rektorat universitas borneo, kupandangi dari jauh tujuh lantai tak bergerak itu, dan membuka senyum yang lebar. Berkata dalam hati “semoga ini yang terbaik untukku sambil tersenyum” kulangkahkan kaki kananku memasuki gerbang masa depanku, kutulis dengan ukiran yang indah sesuai hatiku. Kami diberi pilihan untuk prodi yang diinginkan, aku memilih dua pilihan yang telah ditentukan, kupilih pendidikan bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. Fakultas Keguruan dan ilmu pendidikan universitas borneo tarakan tahun 2008. Diantara dua pilihan bahasa inggris dan bahasa Indonesia, hanya satu pilihan yang ku ukir dikertas putih pendaftaran bahasa Indonesia. Itu pilihanku untuk menjadi pahlawan tanpa tanda jasa. Setelah mendaftar kami bertiga kembali kerumah untuk menunggu tes akan berlangsung.

Lestry : sul semoga kita lulus yah.

Anton : pasti lulus les dan tertawa dengan gembiranya

Syamsul : gak tau nih berdoa aja biar diterima

Lestry : semoga aja ? dengan bimbangnya…!!!

Duahari kemudian aku dan anton mengunjungi salah satu wisata di tarakan, tempat wisata itu kerap disapa magruve. Tempat yang damai begitu banyak pohon bakau yang dirawat dengan megahnya diiringi dengan suara- binatang yang sangat alami dan asri.

Syamsul : ton enak ya disini terasa sejuk dan damai

Anton : ia yah banyak cewe lagi berbicara dengan gaya anehnya

Syamsul : tertawa tersengal-sengal…

Anton : kita buat rumah disini aja yuk?

Syamsul : mau sih ton tapi masa kita tinggal sama monyet-monyet bekantan

Anton : wah itukan spesiesmu tertawa tebahak-bahak

Syamsul : enak aja …..!!!

Begitu lamanya kami berbincang duduk disalah satu bangku sampai tak ingat pulang hingga petugas pun mendatangi kami dan berkata “mas mangruvenya sudah mau tutup? Anton memukul pundakku ayo kita pulang. Akupun menghela nafas semoga kembali lagi ditempat seperti ini, otakku menjadi tenang dan damai.

Setibanya dirumah lestry dan kakaknya anton sudah menunggu sambil mempersiapkan makan malam, kakak anton sangat pandai memasak. Semua masakanya enak-enak. Beberapa menit kemudian kakak anton menmangilku dan yang lainya untuk menyantap masakanya yang menggiurkan. “Mari makan” dengan lahapnya kusantap hidangan udang beraneka rasa tersebut. Senengnya punya kakak perempuan yang pandai memasak, kulepaskan pujian tanpa sadar. Kakak anton tersenyum tersipu malu. Ah biasa saja, seru kakak anton sambil tersenyum.

Tespun tiba pada waktunya, aku, anton, lestri, terpencar tempat duduknya sesuai nomor urut tes yang telah diacak. Mengikuti tes sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.

2 komentar:

  1. JIKA ANDA BUTUH ANGKA RITUAL 2D 3D 4D DI JAMIN 100% JEBOL 7X PUTARAN BARTURUT TURUT JEBOL BILAH BERMINAT HUB KI DARWO DI NMR ( 0 8 5 3 2 5 2 9 1 9 9 9 ) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB THA,





    SK ROO, MX SOBAT





    JIKA ANDA BUTUH ANGKA RITUAL 2D 3D 4D DI JAMIN 100% JEBOL 7X PUTARAN BARTURUT TURUT JEBOL BILAH BERMINAT HUB KI DARWO DI NMR ( 0 8 5 3 2 5 2 9 1 9 9 9 ) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB THA, SK ROO, MX SOBAT

    BalasHapus